Rabu, 20 Juni 2007

Untitle

Tersu melangkah meninggalkanMu
Terasa diri makin terbelenggu
Terkadang aku lelah
Ingin berhenti dan menyerah
Namun aku tak ingin kalah
Meski aku terluka parah
Terkadang melangkah tak tentu arah
Bahagia..kapankah kau kan singgah?
Ditemani kekasih, Sang Maha Pencinta

Rabu, 13 Juni 2007

Kuseru Engkau

Wahai Engkau Yang Akbar
Ampuni lalai kami terhadapMu
Mungkin saat ini makhlukMu menertawakanku
Menertawakan kebodohanku terhadapMu

Atas segala khilaf, alfa dan dosaku
Atas kebodohan dan kelalaian
Atas semua nikmatMu yang tak kusyukuri
Kutengadahkan dan menadahkan tangan memohon ampunanMu

Untitled

Ku berdsujud di hadapanMu Tuhan
Menyungkur bermunajat padaMu
Dengan membawa segala dosa dan hina diri
Memohon maghfirohMu

Wahai Yang Maha Pengasih
Kasihanilah hambaMu yang tak mengenalMu
Hingga berharap pada makhluk
Yang membawa diri semakin hina

Teruntuk Seorang Sahabat

Jika engkau mendapat suatu duka, datanglah kepadaku, ku kan sediakan bahuku untukmu
Kan kuberikan waktuku untukmu.
Mungkin aku tak memberimu apapun, namun kupastikan akan kusediakan bahuku untukmu, sahabatku!

Permintaan Terakhir

Jika kelak aku pergi akankah ada yang mengantarku?
Apakah mereka merasa senang karena aku menghadap Tuhanku, dengan memori indah dalam hati mereka.

Ataukah senang karena takkan ada lagi yang menyulitkan mereka, sehingga tertawa riang?


Jika aku bersalah, aku mohon maaf atasnya.
Jika aku pernah menyakiti kalian, aku mohon, maafkanlah aku.

Rabu, 06 Juni 2007

Teruntuk Guruku

Kau goreskan warna-warni hidupku
Kau cerahkan hidupku dengan ilmu
Kau cerahkan hidupku dengan cahaya pengetahuan

Seringkali ku torehkan luka di hatimu
Namu tak jarang engkau tetap tersenyum padaku

pernah kusakiti engkau dengan tingkahku
Namun engkau tetap sabar menghadapiku

Melaksanakan amanah yang begitu mulia
Semoga Allah senantiasa memuliakanmu, wahai Guru
Memberikan kemudahan dan pahala yang besar di sisiNya untukmu
Semoga tak pernah lepas engkau dari naungan malaikatNya
Bahkan ikan-ikan di laut pun turut mendoakan keselamatanmu

Atas semua ilmu yang engkau sampaikan
Atas semua kebaikan yang engaku ajarkan
Atas semua akhlak yang engaku contohkan
Semoga Allah membalasnya dengan surgaNya

Engkau pada dasarnya mengenalkanku pada diriku
Yangkemudian menuntun hatiku untuk mengenal Tuhanku

Engkau syahid di jalan ilmu
Engkau mujahid yang tak pernah mengenal medan perang
Namun engkau syahid di sisiNya
yang gugur di medan perang meski engkau tak berperang

Karena engkaulah pelita kehidupan

Terima kasih, kata yang bahkan tak terucapkan
Untukmu wahai guruku...

La Tahzan

Laa tahzan Ukhtii...
Itu yang sering terngiang di telingaku. Terkadang amat lemah terkadang cukup menghiburku
Saat aku berada dalam tekanan...satu saja yang paling aku takutkan terjadi...Allah pergi meninggalkanku sendiri. Aku selalu memanggilNya agar Ia tak berpaling sedikitpun dari hidupku. Ia menghiburku dengan ayat-ayat cintaNya...
Laa yukallifullohu nafsan Illaa wus'ahaa..lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat, rabbanaa laa tu-aahidznaa innasiinaa au akhto-na, robbanaa wa laa tahmil 'alainaa ishron-kamaa 'alalladziina min-qoblinaa...robbanaa wa laa tuhammilnaa maa laa thooqotalanaa bih. wa'fu 'anna, waghfirlanaa, warhamnaa, anta maulaanaa, fan-shurnaa 'alalqoumil kaafiriin...
Allah...hadirlah disini...yakinkan aku bahwa Kau ada disini...

Jawablah!

Entah kenapa terkadang kita selalu merasa cobaan yang Allah kasih itu berat. Dan ingin rasanya lari pergi meninggalkan dunia...namun tak mungkin dan tak masuk akal...karena toh "dia" ga akan pernah pergi, ia akan terus menghantui kita.
Terkadang kita merasa Allah tak mengabulkan doa kita, namun apa daya...kita hanyalah manusia yang tak bisa menuntut Allah utk mengabulkan doa kita. Tapi aku masih ingat...mungkin itu karena dosa yang semakin menumpuk di hidupku, di catatan amalku...sehingga jiwaku seharusnya senantiasa ber-istighfar. Mungkin juga karena saking sayangnya Allah ke kita, Allah suka kita menangis...karena mungkin Allah tahu jika Ia mengabulkan doa kita, kita takkan lagi menangis.
Hhh...entahlah yang pasti aku masih menunggu kepastian Tuhanku...
Doakan aku agar tetap teguh...

Wahai Ukhti..

Wahai ukhti, aku tak bermaksud menggurui, karena aku bukanlah siapa2...

Tapi aku hanya ingin menyampaikan pesan dari seseorang..........


Emasmu adalah agamamu

Perhiasanmu adalah budi pekertimu

dan hartamu adalah sopan santunmu

Hari Esok

Hari esok akan menghapus semua mimpi buruk, mengusir semua kesedihan, dan menggantinya dengan canda dan tawa.

Kau Sahabat Kau Teman

Bila aku pergi, kumohon jadilah sahabatku yang baik

Dengan seulas senyum di bibirmu

Jangan bersedih

Aku dalam perjalanan menuju Sang Maha Pengasih

Sudah seharusnya kau tersenyum

Karena aku menuju cita tuk berada di sisi-Nya

Bukankah itu cita kita bersama?

Kirimkan doamu untukku

Bukankah itu tanda, kasih kita senantiasa terjalin

Aku tak pernah bermaksud meninggalkan amanah

Namun panggilan-Nya tak sanggup kutolak

Tak sanggup ku undur meski sekejap

Karena malaikat-Nya telah menjemputku

Aku harus mengikutinya

Teruskan amanah yang ia beri

Teruskan perjuangan yang masih di genggaman

Sampai jumpa

Semoga kita dipertemukan di telaga al-Kautsar

Bersama Sang panutan alam


Tersenyumlah...

Kau...sahabat

Kau...teman

Terima Kasih..

Terima kasih engkau hadir dalam hidupku

Terima kasih engkau menjadi takdirku

Membawaku terbang bersamamu

Menjadi perantara sukaku

Menjadi perantara untuk membantuku


Terima kasih engkau ada di sisiku

Menjadi perantara kekuatanku

Menjadi perantara pengingat lalaiku

Menuntun dan mengenalkanku pada Tuhanku

Menghilangkan gelisah dan bimbangku


Terima kasih karena kau jadi sahabatku


Terima kasih karena kau Saudariku...

Saat Kau...

Terima kasih engkau hadir dalam hidupku

Terima kasih engkau menjadi takdirku

Membawaku terbang bersamamu

Menjadi perantara sukaku

Menjadi perantara untuk membantuku


Terima kasih engkau ada di sisiku

Menjadi perantara kekuatanku

Menjadi perantara pengingat lalaiku

Menuntun dan mengenalkanku pada Tuhanku

Menghilangkan gelisah dan bimbangku


Terima kasih karena kau jadi sahabatku


Terima kasih karena kau Saudariku...

Terima Kasih

Terima kasih engkau hadir dalam hidupku

Terima kasih engkau menjadi takdirku

Membawaku terbang bersamamu

Menjadi perantara sukaku

Menjadi perantara untuk membantuku


Terima kasih engkau ada di sisiku

Menjadi perantara kekuatanku

Menjadi perantara pengingat lalaiku

Menuntun dan mengenalkanku pada Tuhanku

Menghilangkan gelisah dan bimbangku


Terima kasih karena kau jadi sahabatku


Terima kasih karena kau Saudariku...

Aku Bukanlah Aktifis

Aku bukanlah aktifis seperti kalian


Tapi aku juga tak mau hanya diam


Aku hanya sedang mencari celah untuk keluar


Agar dakwahku tetap berjalan


Aku hanya selalu mencoba


Agar sayapnya terus mengembang


Mengepak hingga ke tujuan


Berlabuh dalam pelukan Tuhan...

Cahaya

Cahaya yang kecil tak terlihat dan nampak tak berguna saat berada dalam terang
Namun dalam kegelapan, cahaya sekecil papaun akan berguna
Ia terangi lingkungan sekitarnya
Ia semakin bersinar kala energi lain merasuk ke dalam dirinya
Tak peduli meski kini cahaya yang lebih besar datang
Meski ia padam sedang tak banyak yang sadar
Ia tetap tegar menghadap Tuhan

Ini Aku, Sobat

Nobody ever think about...
I just try to share...
Wahai manusia yang paling bahagia dengan agama dan akhlaknya
tanpa mutiara, tanpa kalung, dan tanpa emas
Tapi dengan puji-pujian yang terus mengalir deras
Bagai rintik hujan, semburat fajar, cahaya mentari dan gumpalan awan
Dalam sujud dan doa, dalam muraqabah
Dalam paradigma antara sinaran Lauh dan kitab
Dalam semburat cahaya yang menyeruak dari sebuah gua
Yang memancar dari Rasul Rabb-mu bagi segenap bangsa Arab dan Romawi
Maka, engkau adalah yang paling bahagia di antara penghuni dunia dan akhirat
Dengan isi hati tulusmu yang dibangun dengan taqarrub.
Kata-kata ini Sa kutip dari buku Menjadi Wanita paling bahagia, karangan DR. Aidh al-Qarni...semoga bisa jadi renungan untuk kita semua

Nobody Never Think Bout It

Nobody ever think about...
I just try to share...
Wahai manusia yang paling bahagia dengan agama dan akhlaknya
tanpa mutiara, tanpa kalung, dan tanpa emas
Tapi dengan puji-pujian yang terus mengalir deras
Bagai rintik hujan, semburat fajar, cahaya mentari dan gumpalan awan
Dalam sujud dan doa, dalam muraqabah
Dalam paradigma antara sinaran Lauh dan kitab
Dalam semburat cahaya yang menyeruak dari sebuah gua
Yang memancar dari Rasul Rabb-mu bagi segenap bangsa Arab dan Romawi
Maka, engkau adalah yang paling bahagia di antara penghuni dunia dan akhirat
Dengan isi hati tulusmu yang dibangun dengan taqarrub.
Kata-kata ini Sa kutip dari buku Menjadi Wanita paling bahagia, karangan DR. Aidh al-Qarni...semoga bisa jadi renungan untuk kita semua

Rindu

Betapa aku sangat merindukanmu
Betapa saat ini aku sangat merindukanmu
Betapa air mata ini ingin jatuh
Saat ku ingat akan dirimu
Betapa hatiku tak menentu
Sedang ku tak tahu harus berbuat sesuatu
Hanya marenung dan terpaku
Aku sayang padamu...
UKHTI