Kamis, 03 Januari 2008

My Big Problem

I've just got a really big problem. Hope you can help me to leave from this problem. In a couple days ago *till now* I cannot leave a comment. It's not blogger's problem but my WordPress (WP) problem. Since couple days ago, I cannot leave a comment for my friends' blog, and I've no idea bout this..I don't know why it is happen? Is there a problem with my WP? Or problem with my computer, or my network? I only can leave a comment for blog where I signed in. So, can anyone there help me to solve this problem? I really feel upset, coz my friends asked me to leave them a comment in their blog.
Plizz...

Jumat, 10 Agustus 2007

AIR YANG MENETES DARI TAHAJUD CINTA

AIR YANG MENETES DARI TAHAJUD CINTA

Oleh :
Maftuhah Jakfar

menulis bara api
dengan air yang menetes
dari tahajud cinta
adalah sebentuk doa
untuk menghilangkan lelah semesta
setelah seharian berdesakan
pada setiap lipatan koran
dan genangan keringat
yang tak henti-henti
mengaliri jalanan
mengajarinya tentang tanya
ia membangun mimpinya menjadi menara
lihatlah anak-anak itu
ia bergerak sendirian
dari lelah dan keringat
tanpa muara
sebab angin tak pernah ramah menyapa
maka biarlah aku menulis bara api
dengan air yang menetes dari tahajud cinta
sebab ia adalah sebagian catatan peristiwa
yang harus ditegakkan oleh anak-anak kita yang papa
Sayang, bila air itu menetes lagi
dari tahajud cinta kita
biarlah menjadi sebentuk doa
sebab cinta lebih abadi dari segalanya

Rabu, 18 Juli 2007

Lelah

Ya Allah, hamba lelah tetap seperti ini.
Jiwa ini terluka,
Hati ini tengah terkoyak
Langkah ini pun terseok
Ya Ilahi, istirahatkan kami dalam shalat

Allah, tak pantas rasa cemas dan takut yang tidak seharusnya

Cinta

Allah, anugerahkanlah cintaMu kepada hamba,cinta yang tak pernah padam, tak lekang dimakan zaman.
Sampaikanlah aku ke ridhoMu yang memberi kedamaian.

Aku Lelah

Wahai hati, kemanakah langkah ini kan kau bawa berlari
Duhai jiwa,sanggupkah kau bawa raga ini ke Yang Maha, menuju surga kala jasad tiada
Saat pikir ku lelah ku cari, biarkan hati mencari jati diri

Ya Ilahi, bolehkah ku rebahkan lelah ini di atas megahnya singgasana terindah kasihMu
Agar aku merasakan damai ini dalam dekapanMu di bawah percikan dzikir malaikatMu

Selasa, 17 Juli 2007

Biarkan Cinta ini Berlabuh

Meski terdengar aneh, tapi aku kini tengah mencintai seseorang yang baru saja kukenal. Sebelumnya aku tak pernah menduga ini akan terjadi. Dalam setiap pertemuan kami, hanya ada kebekuan, sampai suatu hari kami tak bertemu. Ada perasaan aneh saat ia tak ada. Sebuah perasaan yang pernah kurasakan sebelumnya kepada Rudi, ya Rudi kakak kelas ku sewaktu SMA. Namun entahlah, bayangan Rudi masih membekas, saat ia harus pergi selamanya dari hidupku.

Ia teramat mirip dengan Kak Rudi. Perawakannya, caranya berjalan, hampir semua kecuali wajah dan kebiasaannya. Entahlah, mungkin aku mencintainya hanya karena ia mirip dengan almarhum Kak Rudi. Apakah itu adil baginya?

Entahlah, mungkin harus kupendam rasa ini, biarkan ia tumbuh seiring perjalanan waktu. Dan jika memang sudah saatnya, kan kulabuhkan hatiku pada sang pangeran yang aku tak tahu siapa dan dimana ia sekarang.

Belajar Jadi "Petinju"

Hmm..ga bermaksud, tapi lagi dapet inspirasi aja dari bidang olahraga, jadi pengen ambil hikmah dari bidang-bidang olahraga itu. Dan meski para ulama melarang olahraga yang melukai diri sendiri dan orang lain, sa ga bermaksud juga untuk melanggar larangan itu. Sa hanya sedang tertarik dengan perjuangan-perjuangan yang mereka lakukan untuk mendapatkan sebuah "kemenangan".

Belajar dari seorang petinju, saat ia bertanding meski dia telah terluka parah dan bahkan untuk berdiripun harus mengerahkan semua tenaga, tapi ia tetap berjuang "mati-matian" untuk menyelesaikan pertandingannya dan menghasilkan sebuah "kemenangan". Ia tak peduli sekujur tubuhnya sudah "berlumuran darah", asalkan ia bisa mempersembahkan sebuah kemenangan untuk orang-orang yang dicintainya--dan negara/organisasi yang dibelanya. Ia kerahkan semua kemampuan untuk dapat mencapai kemenangan. Dia dapat bertahan meski ia telah terluka parah karena satu hal, TEKAD, yang melahirkan perjuangan yang didasari cinta.

Seperti itulah seharusnya kita dalam berjuang, mengarungi kehidupan. Tak peduli seberapa lelahnya diri, tak peduli seberapa terlukanya jasad, terkoyaknya jiwa dan terseoknya langkah, kita harus tetap berjuang mencapai sebuah kemenangan, CINTA ALLAH. Ada kebanggaan dalam kemenangan itu. Ingat, ada banyak "supporter" yang berdiri di belakang kita meski kadang kehadirannya tak kita sadari. Dan kebahagiaan dari kemenangan itu adalah, saat ALLAH tersenyum bangga kepada kita.